
Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim Dr. Silvi Listia Dewi, M.Pd di undang oleh komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) menjadi pemateri pada Peserta Pelatihan Implementasi Deep Learning (Mindful, Meaningful and Joyful Learning) dan Media Pembelajaran Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika.
Pelatihan itu berlangsung pada tanggal 15 Mei 2025 di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen. Dr. Silvi Listia Dewi, M.Pd mengangkat tema tentang “Literasi Numerasi Generasi Z di Era Digital: Transformasi Pembelajaran Abad 21 Berbasis Konteks, Kolaborasi dan Kreativitas”. Ibu Wakil Dekan I itu dipercayakan sebagai pemateri utama oleh Ketua MGMP Matematika SMP Kabupaten Bireuen. Tidak hanya ibu Silvi, dalam pelatihan ini juga hadir Ibu Yessi Kartika, M.Pd sebagai pemateri ke dua dengan topik “Aplikasi AR Terhadap Pembelajaran Matematika”. Kedua pemateri ini disaksikan oleh seluruh guru matematika SMP Se-Kabupaten Bireuen yang mana mereka adalah peserta yang dilatih dalam penggunaan Media Pembelajaran Interaktif tersebut.


Dr. Silvi Listia Dewi, M.Pd mengatakan bahwa, di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Generasi Z tumbuh dalam lingkungan digital yang serba cepat, terhubung, dan penuh informasi. Sebagai generasi yang lahir dan besar di era digital, mereka memiliki kemudahan dalam mengakses teknologi dan informasi, namun hal ini tidak serta merta menjamin kemampuan berpikir kritis dan bernalar numerik yang kuat. Justru, dalam banyak kasus, kemampuan literasi numerasi mereka masih tergolong rendah, terutama dalam konteks pemecahan masalah nyata yang membutuhkan analisis data, logika matematis, dan pengambilan keputusan berbasis angka.
Literasi numerasi merupakan salah satu kompetensi kunci abad ke-21 yang tak hanya relevan di dunia pendidikan, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Literasi numerasi tidak lagi hanya dimaknai sebagai kemampuan berhitung semata, melainkan mencakup kemampuan memahami, menafsirkan, dan menggunakan informasi kuantitatif dalam berbagai situasi kontekstual. Oleh karena itu, transformasi pembelajaran perlu dilakukan agar proses belajar tidak lagi bersifat abstrak dan teoritis, tetapi berbasis konteks nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.
Pembelajaran abad ke-21 menuntut pendekatan yang tidak hanya mengedepankan penguasaan materi, tetapi juga pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Dalam konteks literasi numerasi, pendekatan ini dapat diwujudkan melalui strategi pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah kontekstual, proyek berbasis tim, penggunaan teknologi digital, serta pemanfaatan data dan informasi dari lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar memahami konsep numerik, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam situasi nyata secara kreatif dan kolaboratif.
Transformasi pembelajaran ini menjadi kunci dalam membekali Generasi Z dengan keterampilan numerasi yang tidak hanya relevan untuk dunia pendidikan, tetapi juga untuk menghadapi tantangan global di masa depan. Dengan mengintegrasikan konteks, kolaborasi, dan kreativitas dalam pembelajaran numerasi, proses belajar akan menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan efektif dalam meningkatkan kompetensi peserta didik di era digital.